Top Ad 728x90

Saturday, September 23, 2017

, ,

Derita Delvasari gendong jenazah bayinya karena tak diantar ambulans



Pojok Berita -  Delvasari, warga warga kampung Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara terdaftar sebagai peserta BPJS. Dia terpaksa membawa jenazah bayinya dari Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Bandar Lampung ke rumah duka, dengan menggunakan angkutan kota, setelah tak diantar ambulans rumah sakit.

"Permasalahannya hanya di ambulans," kata Delvasari di Gedung Nyapah Kamis kemarin seprti dikutip dari Antara.

Dia bercerita, putrinya yang baru dilahirkan menderita sakit. Bayi yang belum memiliki nama tersebut lantas dirawat sampai dioperasi di RSUDAM menggunakan fasilitas BPJS. Namun beberapa saat setelah operasi, bayi mungil itu meninggal dunia.

Banner RajaPoker88

Delvasari kemudian membawa jenazah bayi ke rumah duka. Namun karena terkendala masalah administrasi, jenazah bayi belum bisa diantar ambulans. Akhirnya Delvasari naik angkutan umum sambil membawa jenazah buah hati.

"Putri saya dilayani dan dirawat sampai operasi. Tidak ada niat untuk menuntut. Tidak ada omongan rumah sakit enggak mengurusi pasien. Di rumah sakit hanya permasalahan BPJS-nya namanya lain. Keluarga ikhlas, memang ini sudah takdir," tutur Delvasari.

Direktur Pelayanan RSUDAM Pad Dilangga berdalih, karena masalah administrasi yang belum selesai, pihak keluarga tidak sabar, lalu meninggalkan ambulans dan memilih naik angkutan umum. Dia menyatakan sesuai standar operasional prosedur (SOP), setiap pasien meninggal disediakan ambulans untuk mengantar ke rumah duka.

"Pasien meninggal di ruang ICU sekitar pukul 15.15 WIB, di depan keluarga dan menerima atas musibah ini. Sesuai SOP, kita akan pulangkan jenazah dengan ambulans. Keluarga sudah mengurus ambulans lalu jenazah dibawa ke ambulans. Tetapi ada sedikit masalah administrasi," kata Dilangga.

Banner RajaPoker88

Awalnya, kata Pad, petugas ambulans menemukan data tidak pas lalu memanggil orang tua jenazah untuk minta waktu menyelesaikannya.

"Siapa pun yang harus pulang dari RSUDAM harus tertib administrasi. Mungkin keluarga kurang sabar menunggu," kata Pad Dilangga.

Ketika masuk, kata Pad Dilangga, bayi usia satu bulan 10 hari tersebut belum memiliki nama ketika dirujuk ke RSUDAM dan masih memakai nama ibunya. Sedangkan keluarga memakai fasilitas BPJS.

Nama yang tercantum di BPJS Berlin Istana. Sedangkan yang terdaftar di RSUDAM bayi Ny Delvasari dan di kartu keluarga, nama bayi tersebut belum terdaftar.

Banner RajaPoker88

"Perbedaan inilah yang ingin diklarifikasi petugas ambulans dengan meminta waktu sebentar sebelum berangkat. Ini memang SOP rumah sakit. Mungkin karena keluarga buru-buru ingin pulang. Posisi ambulans saat itu di pintu keluar rumah sakit," kata Pad Dilangga.

Buntut dari kasus ini, RSUDAM memutasi seorang perawat bernama Dwi Hartono ke bagian lain. "Perawat harusnya mengecek dan memastikan jenazah naik ambulans. Itu tidak dia lakukan. Memang ada alasan yang disampaikan, tapi kami tidak bisa tolerir," kata Direktur Umum RSUDAM Ali Subaidi.

Terkait pemberitaan yang menyebutkan ada permintaan dana Rp 2 juta untuk angkutan ambulans kepada keluarga pasien bayi itu, Ali mengatakan tengah mengonfirmasi dan mengklarifikasinya dengan mengumpulkan seluruh sopir dan petugas pool ambulans.

"Semua kami kumpulkan. Namun sopir ambulans saat itu, Jhon Sinaga, tidak hadir sehingga info konkret tentang permintaan uang Rp 2 juta belum bisa diklarifikasi," lanjutnya.

Namun menurutnya, karena permasalahan dari sopir tersebut, maka mulai hari ini yang bersangkutan tidak diperkenankan membawa mobil jenazah.

Banner RajaPoker88

"Kami terus mencari Jhon untuk klarifikasi masalah ini," kata Ali Subaidi.

Sementara itu, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo menyatakan berbelasungkawa atas meninggalnya bayi Ny Delvasari di RSUDUM karena menderita sakit.

Direktur Diklat dan SDM RSUDAM Arief Effendi menyampaikan duka mendalam Gubernur Lampung kepada keluarga Ny Delvasari.

"Siapa pun pasien baik itu BPJS atau umum tindakan pelayanannya sama. Kami tidak membeda-bedakan. RSUAM adalah tipe B kami memang benteng terakhir sebagaimana perintah Gubernur, pasien berhenti (sembuh) di RSUDAM sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di Lampung," katanya.

0 comments:

Post a Comment

Top Ad 728x90